Rabu, 30 April 2014

GAJI VS PENGALAMAN

Saat itu dengan senangnya kami berkeliling kota Pontianak merayakan kelulusan kami. Suatu kebanggaan atas sebuah pencapaian setelah menempuh pendidikan selama 3 tahun di bangku SMA. Setelah semua perayaan selesai tiba saatnya sebuah keputusan yang harus segera saya buat, melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya atau mulai mengabdi pada dunia kerja. Kondisi keluarga yang sedikit terbebani oleh materi membuatku semakin larut dalam dua pilihan sulit. Dalam hati kecil ingin segera bergabung dengan teman-teman seangkatan mengenyam bangku perkuliahan, tapi kenyataan yang bahwa semua itu akan membebani kedua orangtuaku semakin menyakinkanku untuk mencoba peruntungan di dunia kerja.

Awalnya dengan seorang teman yang namanya "Masri" saya mulai bekerja sebagai sales door to door barang Elektronik di Pontianak. Seingat saya Koordinatornya menjanjikan akan ada uang transport untuk kami. Tebak saja, setelah hampir seminggu ternyata Rp1,- pun tak pernah keluar dari perusahaan untuk memberikan tunjangan transport kami. Akhirnya kami berdua memutuskan untuk berhenti tanpa berita.

Sulitnya menemukan pekerjaan dengan Ijazah SMA saat itu membuatku hampir putus asa, semua rasanya sia-sia. Hingga tiba suatu saat ada kenalanku yang menawarkan bekerja di KSU ***, dengan posisi sebagai seorang Mantri atau bahasa populernya sales juga. Perbedaannya hanya pada objek yang dijual, yaitu "Uang". Perusahaan ini ternyata merupakan salah satu lembaga keuangan bukan Bank, sebutannya Koperasi. Waktu itu usiaku sekitar 19 tahun, sudah diberi tanggung jawab berat untuk bekerja sebagai Mantri dengan Target Pencairan 50.000.000 perbulan dan target penagihan 4% dari pencairan hari sebelumnya perharinya. Contoh sampai dengan hari ini (akumulasi dari hari sebelumnya) saya berhasil membukukan pencairan 10.000.000 maka besok saya harus mengumpulkan setoran angsuran sebesar 400.000 perharinya. Saat ini gaji yang saya terima 750.000 - 900.000 perbulan bersih, karena disediakan mess dan makan.

Karena semakin hari apa yang saya kerjakan sudah bertolak belakang dengan hati nurani saya, maka saya putuskan untuk berhenti. Bekerja disini seperti Rentenir/Lintah Darat yang merongrong nasabah dengan bunga pinjaman 20% perbulan dan angsuran harian. Dengan Izin orangtua akhirnya saya berhenti dari perusahaan itu setelah kurang lebih 7 bulan bekerja.

Beberapa Bulan menganggur akhirnya membawaku pada rasa frustasi, terlebih tinggal di kampung halaman dengan minimnya informasi membuatku pasrah akan masa depan pekerjaan. Bertemu dengan teman-teman semasa SD yang senasib, belum mendapatkan pekerjaan. Hingga datanglah tawaran untuk bekerja sebagai Buruh Lepas pada perusahaan perkebunan Kelapa Sawit BUMN. Karena tidak ada piihan lain akhirnya saya terima pekerjaan itu.

Hidup diperkebunan sangat berat, ekstrim, beresiko, banting tulang. Anda tau berapa gaji yang saya dapat sehari dengan pekerjaan menyirami bibit dari pukul 06.00-10.00 wib? Hanya 15.000 saja kawan. untuk memenuhi kebutuhan hidup akhirnya saya ambil kerja borongan pada pukul 14.00. Kerjaanya mengisi polibek dengan tanah, yang nantinya akan digunakan sebagai media tanam bibit kelapa sawit dengan usia 8 bulan. Bobot sebuah polibek berisi tanah bisa mencapai 25 kg, dan tidak hanya diisi tanah, tetapi juga harus di susun rapi lurus sejauh mata mandor memandang. 

Ini saat yang saya tunggu-tunggu, akhirnya datang juga tawaran kerja dari kota, saya ditawari bekerja pada Koperasi Perusahaan BUMN Industri Kelapa Sawit. Awalnya saya ditempatkan menjadi operator mesin fotokopi selama 7 bulan dengan gaji pokok 500.000 dan ditambah lemburan 100.000-200.000, sehingga tiap bulan 600.000-700.000 saya terima. Setelah melewati 7 bulan saya di percaya menjadi staff di gudang penampungan Inti Sawit, dengan Gaji Pokok 750.000 dan lemburan sekitar 500.000. Kira-kira tahun 2008 saya sudah mendapat gaji kotor sekitar 1.250.000,-.

Tidak hanya sampai disitu, saya berinisiatif untuk melanjutkan Kuliah saya sembari bekerja, agar kehidupan saya kelak menjadi lebih baik. Akhirnya pada tahun 2009 saya coba untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi pada Universitas Tanjungpura Pontianak, dan Hasilnya saya diterima. Seiring perjalan waktu pada 2010 gaji kotor naik sekitar 1.650.000 kemudian 2011 naik menjadi 1.850.000. ditahun 2012 naik menjadi 2.450.000 dan 2.950.000 pada tahun 2013. 

Hingga akhirnya pada Februari 2014 saya selesai kuliah dan berhak menyandang gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Tanjungpura Pontianak. Beberapa penawaran dari perusahaan lain pun berdatangan salah satunya perusahaan investor dari Cina yang bergrak pada pengolahan karet menawarkan gaji pada masa probation 3000.000 dan perusahaan HTI yang menawarkan gaji 3.500.000. Sampai hari ini saya binggung karena semua tawaran saya tolak dan tetap bekerja pada perusahaan yang telah memberikan saya peluang untuk membuktikan bahwa saya juga mampu melanjutkan perjuangan hidup saya sendiri.

Pesan moralnya, hidup itu sebuah seni yang indah jika kita menikmati dan menjalani dengan ikhlas. Nikmati prosesnya dan rasakan hasilnya, semua pengalaman yang kita terima akan membentuk kita menjadi pribadi yang tangguh dan siap menjalani hal-hal teberat sekalipun.